SumberGambar : dok. Teknik dan cara penanaman bibit buah semangka.Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, daun 2-3 lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan perlubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan perlubangan lahan dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindahkan kedarat . Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan Pertanyaan Dewi ingin memperoleh tanaman semangka bibit unggul dari hasil persilangan dua jenis tanaman semangka yang berbeda sifatnya. Salah satu tanaman semangka tersebut memiliki sifat buah besar-tidak manis (BBmm), sedangkan sifat tanaman satunya adalah buah kecil-manis (bbMM), Sifat buah semangka besar dan manis dominan terhadap sifat Bagaimanacara memperoleh tanaman semangka tanpa biji triploid? Salah satu upaya untuk mendapatkan hibrida semangka tanpa biji dapat dilakukan dengan perakitan semangka triploid dari kultivar unggul yang tersedia. Hibrida triploid (2n = 3x) dapat diperoleh dari persilangan tanaman tetraploid (2n = 4x) dan tanaman diploid (2n = 2x), dan melalui Kentangjuga bisa menjadi jalan untuk perbaikan ekonomi bagi petani-petani kentang. Teknik dari persilangan tanaman kentang ini sangat minim untuk dilakukan, oleh karena itu banyak para petani hanya bisa menanam jenis kentang lokal dan jarang ditemukan petani menanam varietas unggul dan tahan terhadap serangan penyakit. inovasi dari persilangan Adapununtuk menjaga supaya bibit unggul tidak kehilangan sifat keunggulannya, kita dapat melakukan dan menjaga persilangan sesama galur murni supaya tidak terkontaminasi dengan varietas lain. Adapun pada pohon buah, untuk bisa tetap mendapatkan bibit yang unggul dapat dilakukan dengan cara , okulasi maupun sambungan, cangkok dan juga dengan Dewiingin memperoleh tanaman semangka bibit unggul dari hasil persilangan dua jenis tanaman semangka yang berbeda sifatnya. Salah Bibit unggul adalah tanaman yang paling disukai masyarakat pada umumnya, yaitu buah semangka yang bersifat Besar dan Manis. Dengan demikian, genotipe yang dapat disilangkan adalah yang hasilnya memiliki gamet B 3 Cucamelon. Cucamelon adalah salah satu buah unik hasil persilangan dari gabungan 3 jenis buah yang berbeda yakni buah semangka, buah mentimun, dan buah jeruk nipis. Hasilnya, bentuknya seperti Semangka berukuran kecil dengan rasa perpaduan antara jeruk nipis dan mentimun. Hebatnya, Cucamelon sangat mudah ditanam bahkan bisa ditaman di dalam Bibitanggur unggul dapat diperoleh memalui 2 cara. 10 Agu 2010 - Bibit unggul durian dapat diperoleh melalui penggabungan dua sumber dapat melalui sambung grafting atau tempel mata tunas okulasi. Bibit unggul dapat diperoleh dengan cara hibridasi. Jika Anda menginginkan bibit tanaman durian unggul silahkan hubungi admin atau kenomer yang ada Dewiingin memperoleh tanaman semangka bibit - 24055063 DeanRizal DeanRizal 04.09.2019 Fisika Sekolah Menengah Pertama terjawab • terverifikasi oleh ahli Dewi ingin memperoleh tanaman semangka bibit unggul dari hasil persilangan dua jenis tanaman semangka yang berbeda sifatnya. Salah satu tanaman semangka tersebut memiliki sifat buah CaraMendapatkan Bibit Unggul Perkebunan. Banyak pekebun yang saat ini hanya sekedar mendapatkan "bibit" namun belum sampai berusaha mendapatkan bahan tanam unggul. Faktanya ada banya banyak varietas atau jenis tanaman yang bisa memberi keuntungan bagi pekebun. Sebut saja varietas kopi sigaragutang yang memiliki cita rasa terbaik dan Jikapada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja, maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih. Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah, dsb. Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan F2, gen di dalam gamet Untukmemperoleh bibit unggul dengan menggunakan perkawinan silang adalah: – Varietas padi unggul. Pada varietas padi unggul ini didapat dari kerja sama dengan pemerintah Parapeneliti memperoleh hasil yang memuaskan karena setelah melakukan pembibitan kembali dari biji buah tomat hasil persilangan sebanyak 12 kali pada 12 keturunan, buah tomat yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih besar, bahkan lebih besar dari buah tomat induknya dari spesies S. esculentum. Garfik pertumbuhan menunjukkan bahwa secara umum Lagi buah unik hasil persilangan antara mangga dan plum yang disebut Plango. Buah yang dikembangkan di Thailand ini rasanya mirip dengan mangga tapi kulitnya bisa dimakan. 9. Lemato ini adalah gabungan lemon dan tomat yang memiliki rasa antara lemon dan mawar, juga memiliki aroma antara geranium dan serai. Udraj. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Oleh Hilman Maysa Firdaus, Lili Rohaeli, Rohaeti, Hadistia N*Tomat adalah buah yang sangat populer dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Buah yang biasanya berwarna merah ini memang sering dijadikan sebagai bahan makanan, seperti dijadikan jus maupun dijadikan sebagai salah satu bahan olahan makanan. Di Indonesia sendiri buah tomat lebih populer digolongkan ke dalam sayuran, dibandingkan buah-buahan lainnya seperti pisang dan jeruk. Selain sebagai sayur, tomat juga merupakan buah favorit yang kaya akan vitamin C sehingga sangat digemari. Sebagai konsumen, dalam memilih buah tomat di pasaran, biasanya kita memilih buah yang berwarna merah segar, berukuran besar, dan berdaging tebal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan buah tomat yang baik untuk dunia holtikultura, ukuran buah tomat yang besar merupakan karakteristik buah yang para petani inginkan. Buah yang ukurannya besar dapat meningkatkan harga buah di pasaran, yang tentunya dapat memberikan keuntungan lebih bagi produsen buah tomat, dibandingkan menjual buah tomat berukuran kecil. Selain itu, tanaman yang memiliki karakteristik resisten terhadap penyakit juga merupakan karakteristik tanaman yang diinginkan oleh petani. Namun permasalahannya adalah tidak semua jenis tanaman tomat memiliki kedua karakterstik yang unggul tersebut. Tanaman tomat jenis Solanum pimpinellifolium misalnya, merupakan jenis tanaman tomat yang resisten terhadap hama, buahnya berwarna merah, enak dimakan, tetapi buah yang dihasilkannya berukuran kecil, sehingga biasa dikenal dengan sebutan tomat cherry’. Lain halnya dengan jenis Solanum esculentum, dengan buahnya yang besar menjadikan jenis tomat ini unggul dalam hal ukuran buah, namun resistensinya terhadap penyakit, tidak sebaik jenis Solanum di lapangan tersebut mendorong para peneliti di Nigeria melakukan riset untuk mencari tahu bagaimana menghasilkan tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul tersebut. Dalam risetnya, peneliti menggunakan metode persilangan tanaman secara konvensional untuk menggabungkan sifat-sifat unggul tanaman, sehingga dihasilkan tanaman tomat yang tidak hanya resisten terhadap hama, tetapi juga memiliki buah yang besar, yang menguntungkan secara ekonomi. Bahan yang dibutuhkan hanyalah dua jenis bibit tomat S. Esculentum dan S. pimpinellifolium yang ditanam hingga berbunga. Persilangan tanaman dilakukan dengan cara mengambil serbuk sari dari bunga tanaman tomat jenis S. esculentum dan menyerbukkannya pada putik bungan dari jenis S. pimpinellifolium, yang terlebih dahulu sudah diemaskulasi atau dibuang benang sarinya. Persilangan ini dimaksudkan agar menghasilkan anakan buah tomat yang memiliki karaktersitik dari kedua induknya. Setelah dilakukan penyerbukan silang, bunga dibirkan berbuah selama beberapa minggu untuk melihat buah yang penelitian menunjukkan bahwa buah tomat yang dihasilkan dari persilangan tersebut menunjukkan perbedaan. Para peneliti memperoleh hasil yang memuaskan karena setelah melakukan pembibitan kembali dari biji buah tomat hasil persilangan sebanyak 12 kali pada 12 keturunan, buah tomat yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih besar, bahkan lebih besar dari buah tomat induknya dari spesies S. esculentum. Garfik pertumbuhan menunjukkan bahwa secara umum terdapat kenaikan ukuran buah secara gradual dari keturunan pertama sampai keturunan ke-12. Ini berarti penggabungan sifat ukuran buah yang besar telah berhasil, dengan dihasilkannya buah tomat yang besar tersebut. Apabila dilihat dari kacamata ilmu genetika, besarnya ukuran buah diakibatkan oleh adanya akumulasi alel yang mengatur karakter ukuran besar pada buah,dan sifatnya dominan, sehingga menutupi sifat alel kecil’ yang resesif. Alel dominan ini terus terbawa pada keturunan selajutnya sehingga terjadi akumulasi alel tersebut sehingga menyebabkan buah tomat berukuran besar. Meskipun demikian, peneliti juga mengemukakan bahwa tanaman tomat yang menghasilkan buah yang besar, tidak menghasilkan buah sebanyak tanaman tomat yang berukuran kecil. Hal ini berarti ukuran buah tomat yang dihasilkan berbanding terbalik dengan jumlah buah tomat yang dihasilkan pada satu kali waktu sebenanrnya teknik persilangan tanaman secara konvensional telah dikenal di masyarakat, penelitian ini dapat menjelaskan dengan lebih ilmiah mengenai keterlibatan faktor genetik pada teknik persilangan tanaman. Terlepas dari hal tersebut, hasil dari penelitian ini tetap menarik dan menjadi referensi bagi siapapun yang ingin melakukan budidaya tanaman, khususnya pada tanaman tomat dengan cara seperti itu.*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPISumber Atuguwu, Agatha Ifeoma; Uguru, Michael Ifeanyi. 2012. Tracking fruit size increas in recombinants obtained from an interspecific cross between cultivated tomato Solanum esculentum and wild tomato relative Solanum pimpinellifolium. Journal of Plant Breeding and Crop Science 4 Lihat Nature Selengkapnya Tahapan dalam Budidaya Kelapa SawitSeleksi dan Pengecambahan BijiPengecambahan terbukaPengecambahan dalam peti Pengecambahan fermetasiPengecambahan dengan pipa air panasPersemaian Persemaian dalam bentuk bedenganPersemaian dengan polybagPembibitanPembibitan dilapanganPembibitan kantong plastik besarSeleksi Bibit Jantan dan Betina Tahapan dalam Budidaya Kelapa Sawit Memperoleh bibit dengan cara budidaya sendiri, tentunya dapat dilakukan oleh perkebunan perkebunan yang mempunyai persediaan biji kelapa sawit dalam jumlah banyak dan sudah jelas diketahui keunggulannya. Kegiatan mendapatkan bibit kelapa sawit dimulai dengan melakukan seleksi biji, mengecambahkan, menyemaikan dan membibitkannya Seleksi dan Pengecambahan Biji Seleksi bibit penting dilakukan karena akan menentukan hasil dan kualitas kelapa sawit. Untuk mendapatkan tanaman yang bersifat unggul, biji diperoleh dari persilangan varietas unggul pula. Dari hasil pengamatan dan pengujian, di Indonesia lebih banyak digunakan bahan tanaman yang berasal dari persilangan Dura dan Pisifera. Hasil persilangan ini dianggap sebagai persilangan terbaik secara ekonomis, yaitu didasarkan pada kriteria produksi minyak per hektar, mutu minyak, pertumbuhan vegetatif dan daya tahan terhadap penyakit tajuk serta ganoderma. Biji untuk bibit diambil dari tandan buah yang besar dari pohon yang telah diseleksi dan diketahui sifat sifatnya. Pengambilan biji ini dilakukan setelah tandan matang. Tandan dianggap telah cukup matang jika ada satu atau dua buah yang jatuh. Buah yang telah dipilih dagingnya dikupas dengan pisau atau dengan alat pengupas daging buah depericarper kemudian dicuci bersih tidak mengandung minyak lagi. Agar benih cepat tumbuh dan pertumbuhannya merata, biji biji perlu dikecambahkan terdahulu. Karena kulit biji atau cangkang buah kelapa sawit bersifat keras, maka untuk mempercepat perkecambahnnya dapat dilakukan beberapa hal berikut Menipiskan kulit yang keras dan tebal dengan cara mengasahnya tetapi tidak sampai melukai daging biji Melarutkan biji dalam larutan HCl 0,1% Berikut adalah beberapa cara pengecambahan biji kelapa sawit Pengecambahan terbuka Cara pengecambahan ini adalah yang paling sederhana dan paling sering dilakukan orang. Biji biji disemaikan di dalam bedengan bedengan terbuka dengan media pasir dan tanah setebal 20 cm. Biji biji di deder setebal kurang lebih 3 cm dibawah media dan disiram sekali sehari. Persentase pengecambahan biji dengan cara ini rata rata mencapai 50% dalam waktu 6 bulan Pengecambahan dalam peti Pengecambahan fermetasi Alat dan bahan yang digunakan pada pengecambahan dengan cara ini adalah Peti pemeraman yang berukuran 400 x 90 x 60 cm Peti pengecambahan dengan ukuran 40 x 20 x 20 cm Bahan pemeraman yang berupa serbuk arang, daun pisang, daun pepaya, daun jagung atau daun kacang kacangan yang diiris kasar. Biji biji yang akan disemai dimasukkan ke dalam peti pengecambahan setelah dicampur serbuk arang dengan perbandingan isi yang sama. Diatas campuran tersebut di beri serbuk arang sampai penuh. Peti peti pengecambahan dimasukkan ke dalam peti pemeraman yang telah di isi bahan pemeran daun daunan setelah 20 cm. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari. Bahan pemeraman ini akan mengalami fermentasi secara lambat sehingga suhu ruang peti pemeraman meningkat. Pada peti pemeraman bisa dipasang alat pengukur suhu. Suhu yang paling baik adalah 38-400C. Untuk mempertahankan suhu dapat dilakukan dengan mengurangi bahan pemeraman setiap 3-4 minggu. Biji akan mulai berkecambah mencapai 50% setelah 2 bulandan kira kira 80% setelah 3-4 bulan. Pengecambahan dengan cara ini sangat cocok untuk penyediaan bibit dalam jumlah besar karena setiap peti pemeraman dapat mengecambahkan kira kira 6000 butir biji Pengecambahan dengan pipa air panas Pengecambahan dengan cara ini memerlukan alat berupa rumah kecambah yang dapat dipanaskan dengan uar air dari pabrik dan kotak seng berukuran 40 x 25 25 cm Kotak seng diisi dengan campuran arang dan pasir dengan perbandingan 21, setebal 5 cm kemudian disiram air sampai lembab. Kotak seng dimasukkan ke dalam rumah kecambah, disusun dalam rak rak dan ke dalamnya dialirkan uap air. Suhu dalam kotak kecambah dipertahankan antara 38-400C dengan cara mengatur aliran uap air yang masuk ke dalam rumah kecambah. Setelah 3 bulan perkecambahan mencapai kurang lebih 80%. Persemaian Persemaiaan terutama bertujuan untuk memperoleh bibit yang merata pertumbuhannya sebelum dipindahkan ke pembibitan. Medium pesemaian biasanya dipilih pasir atau tanah berpasir. Persemaian dapat dilakukan dengan dua cara, dalam bentuk bedengan atau polybag Persemaian dalam bentuk bedengan Ada dua cara persemaian dalam bentuk bedengan yaitu di atas tanah langsung atau dengan bak semai. Persemaian di atas tanah langsung dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20 cm, digemburkan lalu dicampur dengan pasir yang telah diseterilkan. Agar media menjadi steril perlu disiram dengan parathion sebanyak 8 gram dalam 9 liter air. Bedengan dibuat dengan lebar 100-125 cm, panjang sesuai dengan kebutuhan dan diseklilingnya dipasang batu bata, kayu, atau bambu. Selain bedengan di atas tanah, adapula bedengan yang terbuat dari kotak berukuran 120 x 60 x 15 cm atau sering disebut bak semai, maka bak bak semai ditempatkan diatas para para setinggi 60 cm. Benih yang telah berkecambah ditanam dengan jarak 7,5 x 7,5 cm sedalam 2-5 cm atau tergantung panjang akarnya. Jarak tanam tidak boleh terlalu rapat karena dapat menyebabkan kekurangan nitrogen. Sedikit demi sedikit naungan dalam persemaian dikurangi dan akhirnya dihilangkan sama sekali. Akan tetapi di daerah yang sangat terik, naungan tetapi dipertahankan sesuai kebutuhannya. Agar tidak kekeringan, bibit harus disiram dengan frekuensi penyiraman tergantung pada kondisi tempat persemaian,penyiraman dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore. Agar bibit tumbuh dengan baik, perlu pemupukan, terutama dengan pupuk yang mengandung nitroggen, misalnya ammonium fosfat 16% , 20% P2O5 setiap dua minggu sekali. Setiap 400 kecambah yang disemaikan membutuhkan 56 gram pupuk yang dilarutkan dalam 18 liter air. Setelah 4 bulan dipersemaian dan berdaun 2-4 helai, benih mulai dapat dipindahkan ke pembibitan dengan cara putaran atau cabutan. Persemaian dengan polybag Selain di bedengan, persemaian dapat dilakukan suatu tempat tertentu seperti kantong plastik, keranjang bambu atau bakul. Diantara wadah wadah itu, yang paling sering dipakai adalah kantong plastik hitam polybag dengan garis tengah 15 cm dan tinggi 16 cm, sebab lebih praktis dan harganya cukup murah. Tanah media yang telah bersih dari kotoran dimasukkan ke dalam polybag secukupnya. Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam sedalam 2-5 cm di tengah tengah polybag dengan hati hati dan dijaga agar akarnya tidak patah. Bibit yang telah dipindahkan selama 2 minggu ditempatkan dibawah naungan dan sedikit demi sedikit intensitas cahaya yang masuk ditingkatkan. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore. Pemupukan dapat menggunakan urea atau pupuk majemuk N 15, P15, K16, Mg4. Setiap 400 bibit membutuhkan 56 gram urea yang dilarutkan dalam 18 liter air, sedangkan jika menggunakan pupuk majemuk hanya 28 gram dan dilarutkan dalam 18 liter air. Pemupukan tersebut dilakukan setiap minggu dan setelah dipupuk sebaiknya tanaman disiram lagi dengan air agar daun tidak hangus. Setelah 3 bulan dipersemaian mulailah dilakukan seleksi bibit. Bibit yang tumbuh kerdil dan abnormal dibuang, sedangkan sisanya dipindahkan ke pembibitan setelah mempunyai empat sampai lima daun. Pembibitan Bibit tidak dapat langsung ditanam dilapangan karena beberapa alansan diantaranya sebagai berikut Bibit terlalu kecil sehingga mudah terganggu pertumbuhannya, baik oleh hama maupun penyakit Pertumbuhan bibit tidak seragam, terutama pada bibit yang sangat muda Persiapan penanaman memerlukan waktu yang lebih lama daripada pemindahan bibit Dari beberapa alasan tersebut, maka tujuan pembibitan adalah agar bibit sudah cukup kuat dan besar sebelum ditanam dilapang, juga agar pertumbuhan semua bibit dapat seragam. Tempat pembibitan dipilih pada tanah yang subur, datar serta berdekatan dengan sumber air maupun areal kebun yang akan ditanami. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutan. Pada dasarnya ada dua macam cara pembibitan yaitu, pembibitan dilapangan dan pembibitan dengan kantong plastik besar. Pembibitan dilapangan Pembibitan dilapangan jika tersedia tanah yang cukup memenuhi persyaratan, antara lain sifat fisik dan fopografinya baik, tersedia cukup air dan cukup luas. Langkah pertama pengelohan tanah pembibitan adalah mencangkulnya sedalam 40 cm sembil membersihkan tanaman pengganggu atau kotoran yang ada. Kemudian dibuat seluran drainase. Untuk menambah kesuburannya, tanah dipupuk dengan pupuk kandang 10 ton/ha atau campuran dari 500 kg pupuk urea dan pupuk TSP 500 kg/ha. Jika tanah terlalu asam dapat diberi kapur tohor sebanyak 1-2/ha Areal pembibitan sebaiknya dibagai menjadi bedengan yang lebarnya cukup untuk 5-10 barisan bibit, panjang bedengan antara 30-35 m dan jarak antarbedengan 70cm. Bibit yang berasal dari pesemaian, baik dari semai maupun polybag, biasanya berupa bibit putaran atau cabut. Apabila bibit dipilih bibit putaran sebaiknya disertakan pulah tanah yang ada disekitar peraktaran. Jarak tanam bibit ini 60 x 60 atau 75 x 75 cm, tergantung dari lamanya waktu pembibitan. Dengan jarak tanam tersebut, diperkirakan terdapat bibit dalam satu hektar Ukuran lubang tanam dibuat sesuai dengan besar tanah pada bibit putaran atau panjang akar pada bibit cabutan. Sisi tegak lubang tanam berfungsi untuk menyandarkan bibit agar dapat berdiri tegak. Sewaktu bibit dipindahkan, hendakanya jangan sampai terjadi kerusakan sebab akan mengganggu pertumbuhannya kelak Penyiraman tanaman dapat disesuaikan dengan keadaan setempat, yaitu tergantung pada curah hujan, suhu, dan penguapan, baik oleh tanah maupun tanaman. Satu bibit minimal membutuhkan 3 liter air setiap minggu. Sedangkan pada cuaca terik rata rata 10 liter air. Mengenai pemupukan, ada beberapa macam anjuran seperti berikut ini Setelah 1 bulan bibit dipindahkan, dipupuk dengan 10 gr ZA/tanaman, melingkar 10 cm dari tanaman. Satu bulan kemudian dosis dinaikkan menjadi 12 gram/tanaman dan sesudah itu tidak dipupuk lagi. Satu bulan setelah dipindahkan, dipupuk dengan 5 gr ZA/ bibit dengan cara yang sama. Pada bulan ke 2, 3, dan 4 berturut turut diberikan 10 gr, 10 gr dan 15 dengan jarak dari pohon lebih dari 10 cm. Pada bulan ke 1, 3, 5 dan 6 dilakukan pemupukan masing masing dengan 14, 28, 42 dan 42 gr pupuk campuran 1 bagian anmmonium sulfat 1 bagian super fosfat 1 bagian kalium sulfat 2 bagian magnesium fulfat. Bibit berumur antara 122-14 bulan, mulai dapat dipindahkan ke lapangan. Pemindahan bibit sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Jika terpakasa dipindahkan pada musim kemarau, maka 2 minggu sebelum dipindahkan bibit disiram 2 kali sehari pada pagi dan sore Bibit yang dipindakan dipilih yang sehat dan seragam pertumbuhannnya. Untuk keperluan penyulaman, disediakan bibit sebanyak 15% dari jumlah tanaman yang dibutuhkan. Satu hektar pembibitan akan mempu menyediakan bibit untuk 120 ha pertaman dikebun dengan kerapan tanaman 143 pohon/ha. Pembibitan kantong plastik besar Pembibitan dengan cara ini dianjurkan jika tidak tersedia tanah yang cukup luas dan memenuhi syarat. Ukuran kantong plastik besar yang digunakan untuk pembibitan adalah dengan tinggi 50 cm, garis gengah 38 cm, dan berwarna hitam. Alas kantong plastik dilubangi dengan garis tengah 5 mm berjarak 7,5 x 7,5 agar sisa air siraman dapat mengalir keluar. Kantong plastik untuk pembibitan di isi dengan tanah lapisan atas top soil yang telah dicampur dengan pupuk kandang perbandingan 31, seberat kurang lebih 17,5 kg. untuk mencegah hama dan penyakit, sebelum dimasukkan ke dalam kantong plastik, campuran tanah dan pupuk kandang tersebut disetrilkan dengan cara pemanasan. Bibit yang akan ditanam di pembibitan dapat berasal dari pesemaian bedengan atau polybag. Kantong kantong plastik dalam pembibitan diatur berbentuk segitiga samasisi dengan jarak 90 cm. Penyiraman pada kebutuhan, jumlah air yang diperlukan kira kira 9-18 liter/minggu/bibit. Seleksi Bibit Jantan dan Betina Sebelum bibit langsung ditanam dilapangan, untuk mengantisipasi bibit jantan yang terlalu tinggi, sebaiknya dilakukan seleksi. Tujuan dari seleksi bibit jantan ini adalah agar jumlah bibit kelapa sawit jantan tidak terlalu banyak. Kelap sawit jenis jantan dianggap kurang berkualitas, bahkan di tengah perkebunan masyarakat sawit jantan ini selalu dimusnakan. Untuk membedakan melalui seleksi bibit jantan dan betina, sebaiknya dipahami tentang ciri-ciri bibit jantan dan bibit betina. Ciri ciri bibit sawit jantan Ciri ciri bibit sawit betina Pada bagian ujun g daunnya terdapat sulur Tidak memiliki sulur, seperti benang hijau Bibit sawit memiliki tinggi dan besar melebihi bibit lainnya Tinggi dan besar batangnya sedang Memiliki bunga jantan berbentuk lancip dan panjang Bunga betina terlihat besar dan mekar Akan terlihat setelah umur 7 bln atau lebih Akan terlihat setelah umur 7 bln atau lebih Note Untuk membedakan jenis bibit jantan dan bibit betina tergolong sulit, terlebih hal ini pada fase pembibitan hal ini membutuhkan alat dan penelitian lebih lanjut. Direkomendasikan untuk membeli bibit yang sudah terseleksi dan terseleksi guna mendapatkan bibit dengan kualitas terbaik. Lihat juga Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini memicu terciptanya inovasi dalam berbagai hal. Nggak terkecuali dengan beberapa buah-buahan yang merupakan hasil kombinasi dari dua tanaman berlainan jenis atau lebih. Jenis buah-buahan saat ini nggak hanya bisa didapat dengan cara dipanen lewat proses alami saja, melainkan juga bisa didapat dengan cara rekayasa atau yang biasa disebut dengan hibrida. Hibrida merupakan sebuah istilah yang mengarah pada generasi dari hasil persilangan antara dua atau lebih jenis tanaman yang halnya mangga avocado yang belakangan sedang viral di media sosial karena cara makannya yang unik dan minim serat sehingga nggak nyempil di gigi. Mangga ini sudah dijual di laman marketplace dengan kisaran Rp 25-50 ribu per kilogramnya. Nggak hanya mangga avocado atau mangga alpukat saja, para ahli botani di dunia sudah banyak melakukan eksperimen untuk menciptakan tanaman dan buah jenis baru dengan cara hibrida. Lantas seperti apa bentuk buah unik hasil persilangan tersebut? Berikut Hipwee News & Feature sajikan Mangga Avocado merupakan hasil persilangan dari tiga jenis mangga, yakni mangga gadung, arum manis, dan jawa. Pertama kali dikenalkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Kementan di Kebun Percobaan Cukur Gondang, Pasuruan, Jawa Timur, pada awal November ini2. Persilangan antara kiwi dan buah beri ini menghasilkan buah kiwi dengan kulit yang nggak berbulu dan berukuran kecil. Seperti buah beri lainnya, Kiwi Berries ini ukurannya kecil sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi3. Grapple merupakan hasil rekayasa yang dilakukan oleh Todd Snyder of C&O Nursery. Mereka menyuntikkan perisa anggur ke dalam buah apel agar bisa menciptakan sensasi yang berbeda. Bentuknya mirip seperti buah apel fuji dengan warna kulit agak merah kekuning-kuningan4. Persilangan dari apel resi dan apel pirouette dari Inggris menghasilkan buah apel yang memiliki rasa mirip minuman bersoda. Varietas yang dinamai Paradis Sparkling ini pertama kali ditemukan oleh para ahli dari pembibitan buah di Swiss, Lubera5. Buah unik bernama Cotton Candy Grapes merupakan sejenis buah anggur hijau yang rasanya mirip gula kapas. Anggur ini didapatkan dari proses persilangan varietas tanaman anggur yang dijamin 100 persen alami6. Nangkadak adalah buah unik hasil persilangan antara dua jenis buah yang masih satu varian yaitu buah nangka dan buah cempedak. Rasanya sendiri cenderung lebih manis ketimbang buah asalnya. Inovasi ini digagas oleh Gregori G. Hambali dan Margianasari7. Kalau jeruk yang satu ini perkawinan antara 3 buah jenis jeruk, yakni pomelo, jeruk, dan tangerine. Bentuk buah yang dinamakan Ugli ini memang agak jelek sih tapi konon rasanya manis dengan sedikit rasa asam khas jeruk8. Lagi, buah unik hasil persilangan antara mangga dan plum yang disebut Plango. Buah yang dikembangkan di Thailand ini rasanya mirip dengan mangga tapi kulitnya bisa dimakan9. Lemato ini adalah gabungan lemon dan tomat yang memiliki rasa antara lemon dan mawar, juga memiliki aroma antara geranium dan serai10. Buah unik yang berasal dari Meksiko ini merupakan hasil persilangan dari semangka, mentimun, dan jeruk nipis. Tanaman yang bisa ditanam dalam pot ini kebal terhadap hama dan tahan keringMeski nggak semuanya berhasil dipasarkan, namun buah-buahan unik hasil persilangan ini pernah ada di dunia. Setidaknya, hasil penelitian oleh para ahli botani menghasilkan sesuatu yang berbeda dan bisa digunakan untuk melengkapi kebutuhan akan keragaman. Jadi, buah hibrida mana yang kamu penasaran ingin coba? Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Semarang23 Maret 2022 1504Halo Chelonia, kakak bantu jawab ya Pilihan jawaban yang tepat adalah A. Dalam contoh tersebut, gen B besar dominan terhadap gen b kecil, dan gen M manis dominan terhadap gen m tidak manis. Apabila ingin mendapatkan keturunan yang seluruhnya memiliki sifat unggul, maka induknya harus memiliki gen dominan. Sehingga genotipe yang paling mungkin disilangkan oleh Dewi untuk menghasilkan bibit unggul seluruhnya adalah BBMM disilangkan dengan BbMM. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah A. Semoga membantu!

dewi ingin memperoleh tanaman semangka bibit unggul dari hasil persilangan